Tanaman Kitolod adalah salah satu tanaman
yang dapat mengobati gangguan mata, seperti hipermetropi, miopi, silinder, dan
gangguan mata lainnya. Tanaman ini biasa tumbuh pada daerah yang teduh dan
basah, yaitu pada rawa-rawa, pinggiran saluran air sawah dan pada dinding
selokan pun ia dapat tumbuh. Tanaman kitolod memiliki ciri daun yang memanjang
seperti dain pada tumbuhan mengkudu (pace) yang baru tumbuh.
Pada tanaman kitolod memiliki kandungan
alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol. Namun pada getah tanaman kitolod
ini mengandung racun dan tetapi pada bagian yang lain memiliki zat anti radang
(antiflamasi), antikanker (antineoplasmik) serta dapat menghilangkan nyeri dan
menghentikan pendarahan. Nama lain dari kitolod adalah star of
bethlehem, madam fate, dan star flower (Smith,
2001).
Kitolod
merupakan tanaman semak yang memiliki tangkai bunga yang panjang, sesuai dengan
nama latinnya (longiflora). Mahkotanya berbentuk bintang dan berwarna
putih bersih. Secara sekilas mirip dengan mahkota melati untuk teh (Ipteknet,
2005).
Gambar 1. Kitolod
Gambar 2. Kitolod
Kitolod cocok untuk tumbuh
di daerah dataran tinggi yang dingin meskipun sebenarnya dapat tumbuh di
dataran rendah. Kitolod yang ditanam pada dataran rendah memberikan hasil yang
kurang sempurna, yaitu daun tidak setebal di dataran tinggi dan daunnya tumpul
(Ali, 2003).
Klasifikasi
Menurut
Plantamor (2008), klasifikasi dari tumbuhan ini adalah:
§ Kingdom : Plantae
§ Subkingdom : Tracheobionta
§ Super Division : Spermatophyta
§ Division : Magnoliophyta (Angiospermae)
§ Class : Magnoliopsida
§ Subclass : Asteridae
§ Order : Campanulales
§ Family : Campanulaceae
§ Genus : Isotoma
§ Species : Isotoma
longiflora (Wild.) Presl
Cara budidaya
Perbanyakan
tanaman dengan menggunakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dengan
cara penyiraman yang cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk
dasar. Tanaman ini biasanya tumbuh liar di pinggir-pinggir selokan, sela-sela
bebatuan, bahkan di areal tanaman hias yang terkadang dianggap gulma (Ali,
2003).
Cara penggunaan
Adapun cara-cara penggunaan daun kitolod
pada mata :
1. Masak satu gelas air
2. Didihkan, jika sudah mendidih
diamkan
3. Lalu ambil 3 lembar daun kitolod
yang sudah dicuci bersih
4. Celupkan dan diamkan pada air
yang masih panas
5. Tunggu hingga dingin
6. Ambil gelas cuci mata
7. Cuci mata dengan ekstrak daun
kitolod
8. Kira-kira 3 kali mata kanan dan
kiri
9. Lakukan 3 atau 2x sehari
10. Lakukan dengan teratur setiap harinya
InsyaAllah gangguan mata akan sembuh.
Penyakit
lain yang dapat disembuhkan (Ali, 2003; Ipteknet, 2005; Smith, 2001):
1. SAKIT
GIGI : Dua lembar daun dicuci bersih lalu ditumbuk halus, taruh pada lubang gigi
yang sakit.
2. ASMA,
BRONCHITIS, RADANG TENGGOROKAN : Tiga lembar daun dicuci bersih lalu direbus
dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin di saring
lalu di minum. Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore
3. LUKA
: Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus, tempelkan pada luka
lalu di balut dengan kain bersih. Ganti 2 ‑ 3 kali sehari.
4. OBAT
KANKER : Daun 3 lembar berikut batangnya, di rebus dengan 5 gelas air hingga
menjadi 1 – 2 gelas dengan api kecil. Air rebusan di minum beberapa kali hingga
habis dalam sehari
5. KATARAK
: 1 lembar daun yang sudah bersih ditambah 5 sendok makan air bersih kemudian
tulang daun ditekan tekan dengan sendok. Daunnya dibuang, airnya 3-5 tetes
diteteskan kemata, didiamkan sejenak, kotoran mata dibuang kemudian mata dicuci
dengan air rebusan daun sirih.
6. INFEKSI
TELINGA : Telinga yang terinfeksi diteteskan dengan ramuan kitolod sekitar 2-3
tetes.
Postingan
selanjutnya akan menjelaskan zat-zat apa yang terkandung dalam kitolod.
:)
Daftar
Pustaka
Ali, I.
2003. Khasiat & Manfaat Kitolod, Penakluk Gangguan pada Mata.
PT AgroMedia Pustaka: Depok.
Ipteknet.2005. KiTolod.
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=85 tanggal akses 9
Januari 2012.
Plantamor.2008. BungaBintang(Isotomalongiflora).
http://plantamor.com/index.php?plant=721 tanggal akses 9 Januari 2012.
Smith, T.
2001. Dokter di Rumah Anda. Dian Rakyat: Jakarta.
http://jamu.biologi.ub.ac.id/?page_id=574#comment-2174