EFEK RUMAH KACA
Efek Rumah Kaca atau
ERK adalah istilah yang dipakaikan pada suatu keadaan yang dimana pengurungan
energi panas pada suatu ruangan dimana energi panas itu terperangkap dan tidak
dapat ditembuskan keluar, yang akhirnya pada ruangan itu tersimpan energi
panas. Contoh pada ruang lingkup kecil adalah rumah kaca atau Green House.
Sedangkan pada ruang lingkup besar adalah Global Warming.
Pada dasarnya ERK
Gas rumah kaca (CO, CO2, CFCs, O3, NOx) yang berlebihan diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. Peningkatan Gas Rumah Kaca atau GRK terjadiakibat tidak terkendalinya hasil pembakaran yang disertai dengan semakin berkurangnya lahan penghijauan yang diakibatkan oleh maraknya penebangan liar dan pembukaan secara besar-besaran untik dijasikan lahan pertanian. Tetapi seandainya bumi ini tidak memiliki gas-gas rumah kaca maka bumi ini akan mempunyai suhu 33 derajat celcius dibawah 0. Konsentrasi gas-gas rumah kaca mengalami peningkatan pada tahun belakangan ini. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca saat ini menyebabkan jumlah energi matahari yang dipantulkan kembali ke bumi mnjadi lebih besar atau dengan kata lain ada hubungan antara peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer dengan pemanasan global. Gas CO2 menyumbang 50% dari pemanasan global, sedangkan gas CFCs, CH4, O3 dan NOx masing-masing menyumbang lebih kurang 20%, 15%, dan 7% bagi pemansan global.
Efek Berantai Global Warming
Jika pemanasan global sudah menimbulkan dampak awal, maka yang terjadi adalah efek umpan balik dari pemanasan global itu sendiri yaitu, mencairnya es yang berada di kutub dan hilangnya kemampuan es untuk memantulkan cahaya (albedo) untuk meneruskan energi dan mengarahkannya keluar angkasa. Menurut wikipedia.com efek yang da[at ditimbulkan lainnya adalah penguapan air yang apabila pemanasan terus terjadi maka uap air di udara akan bertambah dan tercapai kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkan justru lebih tinggi daripada akibat gas CO2. Walaupun dapat dikatakan umpan balik ini
meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahka agak menurun karena udara menjadi menghangat. Umpan balik akibatpenguapan ini terjadi seara perlahan-lahan karena gas CO2 meiliki usia panjang di atmosfer.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila menghangat, hal ini diakibatkan oaleh menurunnya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehinnga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
Namun dibalik efek negatif tentu ada positif yaitu, akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melinaknya tanah beku (permafrost) adlah mekanisme lainnya yang brkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik yang positif.
Pada dasarnya ERK
Gas rumah kaca (CO, CO2, CFCs, O3, NOx) yang berlebihan diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. Peningkatan Gas Rumah Kaca atau GRK terjadiakibat tidak terkendalinya hasil pembakaran yang disertai dengan semakin berkurangnya lahan penghijauan yang diakibatkan oleh maraknya penebangan liar dan pembukaan secara besar-besaran untik dijasikan lahan pertanian. Tetapi seandainya bumi ini tidak memiliki gas-gas rumah kaca maka bumi ini akan mempunyai suhu 33 derajat celcius dibawah 0. Konsentrasi gas-gas rumah kaca mengalami peningkatan pada tahun belakangan ini. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca saat ini menyebabkan jumlah energi matahari yang dipantulkan kembali ke bumi mnjadi lebih besar atau dengan kata lain ada hubungan antara peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer dengan pemanasan global. Gas CO2 menyumbang 50% dari pemanasan global, sedangkan gas CFCs, CH4, O3 dan NOx masing-masing menyumbang lebih kurang 20%, 15%, dan 7% bagi pemansan global.
Efek Berantai Global Warming
Jika pemanasan global sudah menimbulkan dampak awal, maka yang terjadi adalah efek umpan balik dari pemanasan global itu sendiri yaitu, mencairnya es yang berada di kutub dan hilangnya kemampuan es untuk memantulkan cahaya (albedo) untuk meneruskan energi dan mengarahkannya keluar angkasa. Menurut wikipedia.com efek yang da[at ditimbulkan lainnya adalah penguapan air yang apabila pemanasan terus terjadi maka uap air di udara akan bertambah dan tercapai kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkan justru lebih tinggi daripada akibat gas CO2. Walaupun dapat dikatakan umpan balik ini
meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahka agak menurun karena udara menjadi menghangat. Umpan balik akibatpenguapan ini terjadi seara perlahan-lahan karena gas CO2 meiliki usia panjang di atmosfer.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila menghangat, hal ini diakibatkan oaleh menurunnya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehinnga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
Namun dibalik efek negatif tentu ada positif yaitu, akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melinaknya tanah beku (permafrost) adlah mekanisme lainnya yang brkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik yang positif.
0 komentar:
Posting Komentar